Kamis, 06 Maret 2014

Menurut Sang Buddha "Penyebab Utama Manusia Melakukan Perbuatan Buruk dan Perbuatan Baik"


Mahali bertanya kepada Sang Buddha,
"Bhante, apakah alasannya, apakah penyebab utama seseorang melakukan perbuatan buruk?"

"Nafsu keserakahan, kebencian, kegelapan batin (ketidaktahuan), tidak bersimpati, dan pikiran yang diarahkan secara salah,
inilah alasan-alasan, inilah penyebab utama seseorang melakukan perbuatan buruk."

"Kemudian Bhante, apakah alasannya, apakah penyebab utama seseorang melakukan perbuatan baik?"

"Kemurahan hati, cinta kasih, kebijaksanaan, simpati, dan pikiran yang diarahkan dengan benar,
inilah alasan-alasan, inilah penyebab utama seseorang melakukan perbuatan baik."

~ AN 5.87, Anguttara Nikaya
-------

BETAPAPUN berbahayanya apa yang bisa ditimbulkan oleh dua orang yang saling membenci, pikiran yang sakit (terarah pada hal-hal yang salah dan tidak bermanfaat) lebih berbahaya.
~ Dhammapada 42, Citta Vagga

BETAPAPUN berartinya pertolongan dari ibu, ayah, dan sanak keluarga; pikiran yang sehat terarah (pada hal-hal yang benar dan bermanfaat) lebih berarti dan menguntungkan.
~ Dhammapada 43, Citta Vagga
-----------------------

(1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat,
maka penderitaan akan mengikutinya,
bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.

(2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin,
pikiran adalah pembentuk.
Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni,
maka kebahagiaan akan mengikutinya,
bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.
~ DHAMMAPADA Syair 1 & 2, Yamaka Vagga

(22) Setelah mengerti hal ini dengan jelas,
orang bijaksana akan bergembira dalam kewaspadaan
dan bergembira dalam praktek para ariya suciwan.

~ DHAMMAPADA Syair 22, Appamada Vagga
------

PEROLEHAN TERTINGGI

"Tak banyak artinya, O para bhikkhu, hilangnya sanak keluarga, kekayaan, dan kemasyhuran; hilangnya kebijaksanaan adalah kehilangan terbesar.

Tak banyak artinya, O para bhikkhu, bertambahnya sanak keluarga, kekayaan, dan kemasyhuran; meningkatnya kebijaksanaan adalah pencapaian tertinggi:

Oleh karena itu, O para bhikkhu, kalian harus melatih diri demikian:

“Kami akan bertumbuh kembang dalam peningkatan kebijaksanaan.”

Demikianlah, O para bhikkhu, kalian harus melatih diri." 

~ Anguttara Nikaya 1:8.6–10
===

(17) Di dunia ini ia menderita.
Di dunia sana ia menderita.
Pelaku kejahatan menderita di kedua dunia itu.
Ia meratap ketika berpikir,
“Aku telah berbuat jahat,”,
dan ia akan le
bih menderita lagi, ketika berada di alam sengsara.

(18) Di dunia ini ia bahagia.
Di dunia sana ia berbahagia.
Pelaku kebajikan,tberbahagia di kedua dunia itu.
Ia akan berbahagia ketika berpikir,
“Aku telah berbuat kebajikan”,
dan ia akan lebih berbahagia lagi,
ketika berada di alam bahagia.

~ DHAMMAPADA, Yamaka Vagga, Syair Kembar
===

".. Demikianlah apa yang seharusnya seorang guru lakukan demi kebaikan murid-muridnya, dengan didasari cinta kasih, telah kulakukan untukmu. Di sana ada akar-akar pohon, gubuk-gubuk kosong, BERMEDITASILAH, para bhikkhu, JANGAN MENUNDA, agar tak datang penyesalan di kemudian hari.
Ini adalah pesanku untuk kalian"

~ Pesan Sang Buddha kepada YA Ananda dan para bhikkhu lainnya dalam MN 152 Indriyabhavana Sutta, SN 47.10 Bhikkunupassaya Sutta, AN 7.70 ARAKENANUSASANISUTTA: Betapa Singkatnya Kehidupan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar